Kamis, 07 April 2016

30 Mei 2015

Tanggal 30 Mei 2015, dimana tanggal ini menjadi saksi sejarah yang kelam bagi sepak bola Indonesia. Pada tanggal tersebut PSSI yang pada dasarnya adalah organisasi tertinggi sepak bola Indonesia mendapatkan suspend dari organisasi tertinggi sepak bola dunia, yang selama ini dikenal bernama FIFA.

Seakan bunyi petir di siang hari yang terik, saya merasa sangat terkejut dengan di jatuhkannya suspend tersebut. Sebelum di jatuhkannya suspend untuk Indonesia, saya baru saja menerima surat pemanggilan TC (Training Center) timnasional, untuk persiapan pra piala Asia.

Hati yang sangat berbunga-bunga pada saat saya menerima surat pemanggilan untuk TC timnasional, ibaratkan saya mendapatkan surat cinta dari seorang yang saya cintai. Bagaikan sebuah perjalanan cinta anak-anak jaman sekarang, setelah berbunga-bunga, tidak lama hati terluka. Dan saya merasakan hal itu, setelah mendengar Indonesia di jatuhkan suspend dari FIFA.

Pada tanggal yang sama, sebelum di jatuhkannya suspend kepada sepak bola kita. Tuhan terlebih dahulu memberikan saya sebuah kado yang amat sangat terindah, dan kado itu tidak akan pernah saya lupakan selama hidup saya. Jam 15.25 WIB isteri tercinta saya yang bernama Citra Destie Arlindasari melahirkan seorang anak perempuan yang cantik nan lucu. Yang saat ini kami memberi nama Binar Jiwa Ardhiyasa.

Anugrah yang sangat indah di penghujung bulan. Tetapi setalah 4 jam kelahiran putri kami tercinta, saya membaca berita dari sebuah media sosial, yang membuat hati saya menjadi sangat sedih di hari bahagia itu.

Iya, suspend yang di terima sepak bola kita, membuat saya sedikit sedih di hari sejarah keluarga saya. Tetapi di tanggal tersebut bukan hanya hari sejarah untuk keluar saya, ternyat untuk semua bangsa Indonesia. Dan untuk pertama kalinya bangsa yang besar ini, sepak bolanya harus terkena suspend dari FIFA.

Saat ini sudah 10 bulan umur dari anak saya, berarti sudah 10 bulan juga sepak bola kita terjerat sanksi dari FIFA. Saat ini anak saya sudah mulai bisa berjalan, yang artinya dari hari demi hari, dari bulan ke bulan ada sebuah progres atau sebuah kemajuan. Tetapi itu tidak saya lihat dari sepak bola kita.

Hanya sebuah turnamen demi turnamen yang selalu di buat, tetapi tidak ada kejelasan dimana akan bermuaranya. Dari beberapa turnamen, seakan membangkitkan gairah sepak bola Indonesia yang saat ini mati suri, tetapi itu buka  jalan keluar dari sanksi yang di berikan FIFA terhadap sepak bola kita.

Dan sebuah turnamen hanya memberi nafas bagi pemain-pemain yang  bermain di top level, bagai mana dengan teman-teman kami yang berada di level berikutnya. Apakah mereka masi bisa makan dan bermain sepak bola?.

Sepuluh bulan sudah konflik antara pemerintahan dengan PSSI tidak juga selesai, sampai kapan kami harus menunggu ini semua. Dan sampai kapan kami bisa bernafas dengan sempurna, karena terlalu banyak beban tentang sepak bola kita di kepala kami. Dada kami tersa sempit, dada kami terasa tidak bisa bernafas dengan lepas, semua karena konflik ini. Jangan kalian korbankan kami, sesungguhnya kami adalah korban dari kepentingan kalian.

"Jangan lah kita sebagai bangsa yang menindas orang lain, demi kepentingan diri sendiri"....

#Indonesiabersatu
#indonesiabersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar