Jumat, 25 Desember 2015

Peristiwa 10 Tahun Lalu

Pada awalnya saya agak sedikit ragu untuk menulis artikel ini, tetapi saya sempat berdiskusi dengan beberapa teman-teman The Jak Mania, dan akhirnya saya di desak untuk membuat artikel ini. Banyak sekali pertimbangan untuk membuat artikel ini, hampir sekitar 2 tahun saya mempertimbagkan artikel ini.

Pada akhirnya saya mencoba untuk memberanikan diri membuat artikel yang sedikit sensitif ini, karena menyangkut rivalitas ke dua tim besar.

Oke, tahun 2005, kira-kira sekitar 10 tahun lalu pristiwa ini terjadi. Pristiwa yang menimpa seorang anak kecil, yang lugu dan belum banyak mengerti tentang sepak bola dalam negeri.

Anak kecil yang masi ingusan dan beraroma matahari, berumur masi belasan tahun. Iya, anak itu mendapat perlakuan yang tidak sewajarnya (kekerasan fisik). Dan anak ini belum memahami tentang rivalitas antara dua tim besar di Indonesia. Siapa lagi kalau bukan rivalitas antara Persija Jakarta dengan Persib Bandung.

Ya, anak kecil, ingusan dan beraroma matahari itu saya sendiri. Sekitar umur 13 tahun, saya pernah membela panji kebesaran warga Bandung, walaupun itu hanya sekelas piala Suratin atau junior. Saya membawa Persib junior menjadi jawara di Indonesia, ya walau hanya sekelas junior, patut saya banggakan. Hhemmm...

Saat itu posisi saya sudah terdaftar sebagai siswa sekolah atlet Ragunan, seperti biasa disaat hari libur seperti Sabtu dan Minggu saya di ijinkan untuk IBL (Ijin Bermalam di Luar) dan pada hari Minggu malam saya harus kembali lagi ke asrama Ragunan, untuk menjalankan rutinitas seperti biasanya (Sekolah dan Berlatih).

Biasanya pada saat IBL, saya menghabiskan waktu bersama kedua orang tua saya dan juga abang (kaka laki-laki) saya, terkadang saya juga menyempatkan diri bermain bersama teman-teman yang ada di komplek sekitar rumah orang tua saya.

Pada suatu ketika, saya pergi bermain futsal bersama teman rumah di daerah yang letaknya tidak begitu jauh dari komplek rumah orang tua saya. Dan pada saat itu saya merasa sesuatu yang tidak beres. Dengan percaya diri saya keluar rumah dan menuju lapangan futsal tersebut.

Sesampai di lokasi, saya duduk-duduk sendiri, sekalian menunggu waktu giliran tim saya bermain. Tidak lama berselang, ada dua orang pemuda menghampiri bocah ingusan yang beraroma matahari tersebut, bocah ingusan tidak menyadari ada dua pemuda menghampirinya.

Tanpa basa basi kedua pemuda tersebut menyekik dan memukul bocah ingusan yang sedang duduk tersebut, kedua pemuda tersebut sambil berteriak "buka baju lo", dan bocah itu tidak menyadari apa yang dia pake.

Tidak lama kemudian, keributan semakin meluas, karena memang banyaknya teman-teman saya yang membela, tetapi keributan tersebut tidak berlangsung lama, setelah petugas keamanan melerai. Setelah kejadian tersebut bocah itu menyadari, bahwa dia sedang mengenakan baju bertuliskan "Persib Aing Pisan".

Terkadang banyak orang yang tidak menyadari barang yang ia kenakan. Dan saya sebagai bocah (anak kecil) tersebut, berterimakasih atas teguran dari kalian yang pernah menaro stempel di wajah saya ini.

Dan saya hanya bisa bilang, "saya memakai baju Manchester City, bukan berarti saya fans Manchester City, saya tetap fans Manchester United".

Dan juga seperti pristiwa di atas. Bukan juga saya Viking atau Bobotoh, buktinya sampai saat ini walaupun saya pernah disakiti dan di caci, bahkan pernah di perlakukan dengan tidak sewajarnya, saya masi berdiri tegak untuk Persija....