Kamis, 04 Februari 2016

Charity Game

Kamar 1012, hotel Fave kota Solo Surakarta. Malam menjelang pagi, jam di smart phone saya sudah menunjukan pukul 02.15 WIB, tentunya ini jam dimana saat pedagang sayur pergi kepasar untuk membeli belanjaan. Dan ini bukan waktu yang tepat untuk saya menulis, tetapi jemari, dan rasa emosi saya saat itu ingin sekali menulis artikel ini.

Tanggal 2 Februari, ada sekitar 30 pemain liga Indonesia datang ke kota Solo. Mereka datang untuk mengikuti pertandingan amal yang di selenggarakan oleh Gibol, pertandingan amal tersebut untuk membatu sesama pemain sepak bola yang selama ini sedang mendapatkan musibah cidera. Ada tiga pemain sepak bola yang saat ini akan di bantu oleh pihak Gibol, ada Mohamad Nasuha, Alfin Tual Salamony dan Abdul Rahman Lestaluhu.

Ketiga pemain tersebut harus menerima kenyataan pahit, mereka harus menepi dari lapangan hijau sudah lebih dari setengah tahun. Memang hantu paling menakutkan atlet adalah cidera, tetapi seberat apa pun cidera yang di alami pasti akan bisa pulih kembali, jika penanganan secara profesional dan sabar.

Dari tiga pemain tersebut, mereka cidera saat masi terikat kontrak dengan klub yang di belanya saat itu. Tetapi yang saya dengar langsung dari mereka, tidak ada nya pertanggung jawaban dari klub. Parahnya lagi, dari pihak federasi atau pemerintah tidak ada ikut ambil bagian untuk pengobatan mereka.

Piala AFF 2010, siapa yang tidak mengenal Mohamad Nasuha, pemain Indonesia bernomer punggung 2, yang selalu bermain dengan gigih dan tidak mengenal kata menyerah. Alfin, pahlawan Indonesia saat di SeaGames Myanmar 2013. Berkat gol nya dari titik pinalty Alfin mengantarkan merah putih lolos ke babak semifinal SeaGames saat itu.

Dua pemain yang pernah mengharumkan nama bangsa di kanca dunia, kali ini harus berjuang untuk bisa berlari, melompat, dan menendang si kulit bundar lagi. Tetapi federasi, dan pemerintah tidak ada perhatiannya kepada mereka yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Seharusnya ini menjadi cerita yang terakhir dari sepak bola kita, meski ini bukan yang pertama kalinya. Sudah pasti banyak orang akan berpikir berulang kali untuk menjadi pesepak bola, jika klub, federasi, dan pemerintah tidak bertanggung jawab dalam menjamin kesehatan dan keselamatan atlet.

Dan saya sangat mengapresiasi kepada penyelenggara, jika memang pertandingan ini semata-mata hanya ingin membantu teman kami. Tanpa ada nya maksud lain atau menyinggung pihak-pihak tertentu. Tentu saya akan menjadi sebaliknya jika memang pihak penyelenggara ada niat lain di balik pertandingan amal ini.

Mengapa saya bilang jangan ada niat lain selain amal. Karena saya pribadi tidak ingin di jadikan sebagai media atau alat berpolitik. Saya dan teman-teman pemain, berada disini karena ingin membatu sesama pesepak bola. that's it.

Dan di akhir sekali, saya akan berkata. Cepat sembuh untuk Alvin, Nasuha dan Rahman. Cepatlah berlari dan mengejar si kulit bundar bersama-sama kami lagi kawan.