Sabtu, 25 Juni 2016

Memanasnya di Tribun

SUGBK memanas. Pada pertandingan lanjutan TSC 2016 dipekan ke 8, mempertemukan dua tim besar di Indonesia. Persija menjamu tamunya Sriwijaya Fc, pertandingan tersebut kickoff jam 21.30.

Pertandingan tersebut berlangsung menarik, kedua tim saling jual beli serangan, dan kedua tim sama-sama mempunyai banyak peluang. Walau tampil sebagai tim tamu, SFC (Sriwijaya FC) tidak membuat mereka bermain bertahan. Beberapa kali mereka mengancam gawang Macan Kemayoran, yang di kawal oleh penulis artikel ini.

Macan Kemayoran yang bersetatus sebagai tuan rumah, tentu tidak ingin kehilangan harga diri di depan publik sendiri. Bermain di hadapan lebih kurang 40.000 The Jak Mania, sudah pasti semangat punggawa Macan Kemayoran berlipat ganda.

Di babak pertama, Persija menurunkan pemain-pemain lokal, tidak ada satupun pemain asing yang di turunkan oleh pelatih kebangsaan Brazil. Sedangkan di pihak lawan, dengan materi yang lebih siap dan lebih berkilau, dengan diisi beberapa pamain senior dan berlebel timnasional.

Pertandingan di babak pertama sangat berimbang, dengan hasil 0-0. kickoff babak kedua di mulai, pertandingan masi sama seperti di babak pertama, masi sama-sama jual beli serangan. Dimenit 66 sebuah petaka bagi Persija, melalui bola free kick dari kaki Hilton Morerra, SFC berhasil mengungguli tuan rumah. 0-1 untuk SFC.

Setelah gol tersebut terjadi, pertandingan agak sedikit panas, tetapi panas pertandingan buka di dalam lapangan, melainkan di tribun bangku penonton. Flare menyala di beberapa sektor stadion, bunyi petasan mengganggu komunikasi sesama pemain dan konsentrasi pemain, akhirnya pihak keamanan harus melepaskan tembakan gas air mana. Dari insiden tersebut, beberapa kali pertandingan harus di berhentikan oleh wasit Jumadi Efendi.

Pada akhirnya puncak dari kecewanya beberapa suporter di menit 81. Belum berakhirnya pertandingan, ada 1 oknum suporter menerobos masuk kedalam lapangan, tidak lama kemudian segerobolan oknum suporter masuk ke dalam area pertandingan dan membabi buta mengejar barikade keamanan (Polisi).

Karena insiden tersebut, tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan yang masi tersisa sekitar 9 menit. Dan hasil pertandingan belum bisa di putuskan, dari sisa waktu yang ada, saya berasumsi skor 0-1 tidak akan berubah.

Dengan insiden tersebut, tim sangat di rugikan. Dengan sisa waktu pertandingan yang masi ada, saya rasa tim masi bisa berbuat banyak.

Atau ini sebuah bentuk protes kalian terhadap pihak ke amanan (Polisi), yang kabarnya membunuh teman kita?

Apa pun alasannya, tidak layak untuk di benarkan. Dan apapun tujannya tetap di salahkan, karena kita hanya orang sipil, dan sangat tidak di benarkan. Saat kita melawan sebuah instusi negara, pada saat itu juga kita sedang melawan negara sendiri.

Dan diakhir artikel ini, saya berpesan untuk teman-teman suporter. Jadilah suporter yang dewasa, yang cerdas dan tidak mudah terprovokasi. Dan kalian harus ingat, emosi tidak akan menselesaikan setiap masalah yang ada.

Selesai....